Posted by : Unknown
Jumat, 14 Desember 2012
BAB
II
KEPEMIMPINAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Pendapat pertama menyatakan bahwa kepemimpinan itu
sebagai suatu seni. Untuk itu John Pfiffner memberikan defenisi sebagai berikut
:
Leadership is the art of coordinating and
motivating individuals and group to achieve the desired end. [1] ( Kepemimpinan
adalah seni untuk mengkoordinasi dan memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
yang diinginkan ).
Pendapat kedua, menyatakan bahwa kepemimpinan itu
sebagai unsur proses. Untuk itu Dalton Mc. Farland memberikan defenisi sebagai
berikut :
Leadership as the procces by which an executive
imaginatively direct, guides, or influences the work of others, in choosing and
attaining particular end . ( Kepemimpinan sebagai suatu proses dimana
pimpinan digambarkan akan memberikan perintah/ pengarahan , bimbingan atau
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ).
Sedangkan menurut Yayat M. Herujito dalam bukunya “Dasar-dasar
Manajemen” menyebutkan bagaimana seseorang menjadi pemimpin, yaitu ;[2]
- Membentuk dirinya sendiri yang disebut-sebut “self made man”, yaitu kepemimpinan yang muncul karena kemampuannya pada saat-saat yang penting atau situasi tertentu;
- Dipilih oleh pengikut-pengikutnya;
- Ditunjuk dari atas atau diangkat. Dengan kata lain , “headership” misalnya seorang manajer ditunjuk oleh “board of direction” untuk memimpin perusahaan atau direktur yang diangkat oleh dewan komisaris.
Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam memimpin organisasi melalui sumber daya yang ada,
sehingga organisasi yang dipimpinnya dapat berjalan efektif untuk mewujudkan
tujuan-tujuanya. [3]
B.
Peranan Kepemimpinan
Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting
dalam managemen. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepemimpinan adalah inti
daripada managemen. ( Leadership is the key to management/ administration.
[4]
Brown menyatakan bahwa kepemimpinan hanyalah mempunyai
arti apabila kita menempatkan ( mengkhususkan) artian itu untuk maksud dan dalam
situasi apakah yang dapat diharapkan dari kepemimpinannya itu. Artinya dalam situasi
dan dalam suatu situasi dan dalam masyarakat apakah yang diharapkan dari
pemimpin itu ( The Word make sense
only when we specify to what end in what circumstancethe leader will be
expected to act ) .
Pemimpin berarti orang yang memegang kekuasaan yang
menjaga kebijakan. [5]
Jadi baik langsung maupun tidak langsung pemimpin itu dipilih dari
kelompok masyarakat itu sendiri, apakah
kelompok masyarakat itu Negara, apakah kelomppok masyarakat itu niaga/
industry, apakah kelompok masyarakat itu partai politik, apakah kelompok
masyarakat itu pegawai negeri/ militer. Yang jelas bahwa masyarakat yang sehat
akan memilih pemimpin yang sehat dan masyarakat yang tidak sehat dengan
sendirinya akan memilih pemimpin yang tidak sehat ( a sick group will select
a sick leader ). Pemimpin adalah orang yang menggambarkan kehendak yang
sesungguhnya dari kelompok ( Leader is aman who most closely reflect the
feeling of the group ). [6]
C.
Fungsi Dan Kecakapan
Kepemimpinan
Terdapat beberapa pendapat dimana yang satu dengan
yang lain berlainan mengenai fungsi kepemimpinan. Masing- masing mempunyai
argumentasi untuk membenarkan pendapatnya sendiri. Berdasarkan atas beberapa
pendapat tersebut, Prof. Katz Membuat Sintese dari berbagai fungsi dan
kecakapan kepemimpinan sebagai berikut:
1.
Kecakapan Konsepsional ( Conceptual
Skill )
Kecakapan Konsepsional ialah kemampuan mengetahui
kebijaksanaan organisasi secara keseluruhan. Sekalipun adanya fungsi yang
berdiri sendiri tetapi kenyataan bahwa perubahan pada setiap bagian akan
mempengaruhi terhadap keseluruhan. Hal ini dapat digambarkan bahwa hubungan itu
menyangkut program- program di bidang politik, social, ( masyarakat ), ekonomi
( industry) seluruh bangsa. Kecakapan konsepsional ini akan bertambah penting
terutama pada pimpinan tingkat atas ( Top management level ).
2.
Kecakapan Kemanusiaan (Human
Skill )
Kecakapan kemanusiaan ini ialah kemampuan untuk
bekerja di dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk membangun suatu usaha koordinasi
di dalam suatu tim, dimana ia bertindak sebagai pemimpin.
3.
Kecakapan Teknis ( Technical
Skill )
Kecakapan teknis ini penting bagi pemimpin tingkat
menengah ( Middle Management Level ) dimana hubungan antara pimpinan dan
bawahan sangat dekat.
Dalam kecakapan ini termasuk kegiatan- kegiatan
menggunakan metode, proses, prosedur, dan teknik, yang pada umumnya berhubungan
antara pemimpin dan bawahan sangat dekat.
Kecakapan teknis ini penting pada pimpinan tingkat
bawah dan berkurang atau bahkan tidak asa sama sekali pada
D.
MODEL KEPEMIMPINAN
1.
OTOKRATIS
Adalah
Seorang pemimpin mempunyai sifat:
a.
Menganggap Organisasi
adalah milik sendiri;
b.
Tidak mau menerima kritik,
saran dan pendapat;
c.
Menganggap bawahan sebagai
alat semata.
2.
MILITERISTIS
Adalah
Seorang pemimpin mempunyai sifat:
a.
Dalam menggerakkan
bawahannya lebih sering menggunakan sistem perintah;
b.
Menuntut disiplin yang
tinggi dan kaku dari bawahannya;
c.
Sukar menerima kritik dari
bawahannya.
3.
PATERNALISTIS
Seorang pemimpin mempunyai sifat:
1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa;
2. Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan;
3. Sering bersifat maha tahu.
4.
KARISMATIS
Sampai saat ini belum ditemukan sebab-sebab mengapa
seorang pemimpin memiliki karisma, yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang
demikian memiliki daya tarik yang amat besar.
5.
DEMOKRATIS
Adalah Seorang pemimpin mempunyai sifat:
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak pada
manusia sebagai makhluk termulia di dunia;
b. Senang menerima saran dan pendapat, bahkan kritik dari
bawahannya;
c. Selalu berusaha agar bawahannya lebih berhasil;
d. Berusaha mengutamakan kerjasama dari teman kerja untuk mencapai
tujuan.
Kepemimpinan Demokratik Disebut Sebagai Berorientasi
Kepada Individu Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Pada
umummya gaya kepemimpinan yang efektif, tepat dan dapat diterima oleh bawahan
adalah gaya kepemimpinan yang demokratis, dimana pemimpin membantu dan
mendorong bawahan untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan (Gibb dalam
Jewell dan Siegall, 1989).
Pada
kelompok yang dipimpin oleh pemimpin demokratis terdapat juga kecenderungan
untuk menyerahkan kegiatannya kepada orang lain, tetapi hal ini bukan terhadap
pemimpinnya, melainkan terhadap kawannya, dalam bentuk timbal-balik dan dalam
bentuk kerja sama. Oleh karena pemimpin demokratis mengambil sikap sebagai
kawan yang bersedia untuk saling mengerti dan menimbulkan interdependensi
antara kawan-kawan, maka interaksi kelompok menjadi lebih wajar dari
pada dalam kelompok yang dipimpin secara otoriter.
Cara pimpinan demokratis paling disukai dari pada
kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan kendali bebas (laissez-faire)
oleh anggota kelompok. Pimpinan demokratis adalah group-centered (berpusat
pada kelompok bukan pada individu pemimpin). Kepemimpinan ini paling baik
karena menimbulkan suasana kerja dan produktivitas kelompok yang bertaraf
tinggi.
E.
CIRI-CIRI
KEPEMIMPINAN
A.
Yang harus ada dalam
Sebuah Kepemimpinan
1.
Struktur tugas
2.
Tenggang rasa
3.
Kepentingan bawahan
4.
Mengutamakan tujuan
organisasi
B.
Mengenali
Kepemimpinan yang sukses
a.
Mempunyai kekuatan agama
b.
Kesanggupan mental
c.
Minat dan Kemampuan yang
luas
d.
Mahir berkomunikasi
e.
Matang/bersikap dewasa
f.
Kekuatan motivasi
g.
Keterampilan sosial
h.
Kemampuan administratif
C. KONSEP PEMIMPIN YANG MELAYANI
1. Mendengarkan
“kemampuan dan
komitmen untuk mengenali serta memahami secara jelas kata-kata orang lain”
2. Empati
“berusaha keras memahami dan memberikan empati
kepada orang lain”
3. Menyembuhkan
“kemungkinan untuk
menyembuhkan diri sendiri dan orang lain”
4. Persuasif
“mengandalkan
kemampuan membujuk, bukannya wewenang karena kedudukan dalam membuat keputusan
di dalam organisasi”
5. Kesadaran
“kesadaran membantu
memahami persoalan yang melibatkan etika dan nilai-nilai”
6. Konseptualisasi
“berusaha menjaga
kemampuan mereka untuk melihat suatu masalah dari perspektif yang melampaui
realita dari hari ke hari”
7. Kemampuan meramalkan
“bisa memahami
pelajaran dari masa lalu, realita masa sekarang, dan kemungkinan konsekuensi
dari keputusan untuk masa datang
8. Kemampuan meramalkan
“bisa memahami
pelajaran dari masa lalu, realita masa sekarang, dan kemungkinan konsekuensi
dari keputusan untuk masa datang
9. Komitmen pada pertumbuhan manusia
“berkomitmen
terhadap pertumbuhan pribadi, profesional dan spiritual setiap individu dalam
organisasi”
10. Membangun masyarakat
“berusaha mengenali
satu sarana untuk membangun masyarakat di kalangan mereka yang bekerja dalam
organisasi” [7]
D. SIFAT / KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN
1.
Jujur
2.
Terpercaya
3.
Komunikator
4.
Cerdas
E. Pemimpin
yang Efektif
1. Menciptakan Wawasan
2. Mengembangkan Strategi
3. Mendapat Dukungan
4. Memberi motivasi
F.
METODE DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebelum membicarakan bagaimana seharusnya mengambil
keputusan didalam sebuah organisasi terlebih dahulu kita akan berbicara
persoalan masalah, karena mengambil keputusan merupakan jalan untuk keluar dari
sebuah masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin maupun organisasi. Pertanyaan yang paling dan
perlu kita rumuskan secara bersama adalah, apakah masalah tersebut?, pertanyaan
ini kita rumuskan dalam rangka menyatukan pola fikir atau sudut pandang dalam
sebuah masalah, sehingga kita tidak keliru dalam memahaminya.[8]
Seorang manager atau pimpinan dalam sebuah
organisasi selalu dihadapkan dengan berbagai masalah yang harus dipecahkan dan
ditetapkan keputusannya dalam rangka menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan, sehingga dengan pengambilan keputusan tersebut akan menjadi penentu
eksistensi sebuah organisasi.
Kemampuan manager atau pimpinan organisasi dalam
menguasai teknik pengambilan keputusan akan dapat mengurangi
keputusan-keputusan yang salah dan mempertinggi bobot keputusan yang diambil
serta akan mempertinggi kualitas sebuah organisasi. Pengambilan keputusan
merupakan sebuah keterampilan yang mesti atau harus dimiliki atau dikuasai oleh
setiap manager atau pimpinan organisasi. Seorang manager atau pimpinan
organisasi dalam melakukan proses pengambilan keputusan berarti dia sedang
melakukan pemecahan masalah.
Pada hakikatnya proses pengambilan keputusan
merupakan suatu pendekatan yang sistematis serhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan data dan fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat.
Oleh kerana itu ada tujuh hal yang perlu
diperhatikan dalam prose pengambilan keputusan tersebut, yaitu:
- Mengetahui hakikat masalah dalam artian mendefenisikan masalah yang dihadapi setepat mungkin. Ini sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam melihat masalah secara utuh.
- Mengumpulkan data yang relefan. Semua data yang terkait dengan masalah yang akan diputuskan harus teridentifikasi dengan baik.
- Mengolah data dengan baik. Dalam melakukan proses pengolahan data yang terkait dengan masalah yang akan diputuskan tersebut harus benar-benar terkaji secara komprehansif serta menghubungkannya dengan masalah tersebut dan juga melakukan kajian terhadap dampak baik dampak positif maupun negatif
- Menentukan alternative yang mungkin ditempuh. setelah data dikaji secara utuh, maka kemungkinan-kemungkinan penyelesaian harus dimunculkan secara bersama, karena apapun bentuk keputusan tersebut akan memunculkan resiko.
- Memilih alternative yang telah diolah dengan matang. apabila alternative pemecahannya sudah terkumpul dengan baik, maka harus dilakukan pemilihan dari beberapa alternative yang sudah ada, dengan catattan harus memilih alternative yang tidak memiliki resiko cukup tinggi dan keputusan tersebut harus menyeluruh.
- Memutuskan tindakan yang hendak dilakukan. Keputusan yang diambil tidak akan bisa berjalan dengan baik, jika tidak merumuskan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan dalam rangka merealisasikan keputusan tersebut.
- Menilai hasil yang diperoleh sebagai akibat dari keputusan yang diambil. Evaluasi dibutuhkan adalah dalam rangka melihat apakah keputusan tersebut benar-benar bagus dan menyeluruh.
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya
adalah jawaban dari beberara pertanyaan yaitu apa, dimana, kapan, siapa,
bagaimana dan mengapa. Apabila pertanyaan-pertanyaan ini dilontarkan dalam
sebuah proses pengambilan keputusan, maka pertanyaan tersebut akan membantu
siapapun yang akan mengambil keputusan tersebut.
Keputusan yang diambil dalam sebuah
kebijakan organisasi juga akan dipengaruhi oleh beberapa kekuatan yaitu:
1.
Dinamika
Individu di dalam organisasi
2.
Dinamika
kelompok
3.
Dinamika
lingkungan
Oleh karena itu pengambilan keputusan harus
didasarkan kepada skala perioritas agar tidak terjadi interfensi baik dari
individu, kelompok maupun lingkungan.
1.
Harus memastikan
bahwa koordinasi sudah berlangsung dengan sempurna
2.
Semua pihak
baik di dalam maupun di luar organisasi yang terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan harus memiliki kesempatan yang memadai untuk menyatakan
pandangan atau pendapat
3.
Pimpinan
harus senantiasa mengingatkan bahwa dalam proses pengambilan keputusan “diam
itu emas” tidak berlaku
4.
Semua
pendapat, penolakan serta berbagai macam keberatan dan argument harus
diungkapkan sebelum keputusan diambil
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan antara lain :
Pendapat pertama menyatakan bahwa kepemimpinan itu
sebagai suatu seni. Untuk itu John Pfiffner memberikan defenisi sebagai berikut
:
Kepemimpinan adalah seni untuk
mengkoordinasi dan memberikan dorongan terhadap
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan ).
Pendapat kedua, menyatakan bahwa kepemimpinan itu
sebagai unsur proses. Untuk itu Dalton Mc. Farland memberikan defenisi sebagai
berikut :
MODEL KEPEMIMPINAN
1.
Otokratis
2.
Militeristis
3.
Paternalistis
4.
Karismatis
5.
Demokratis
SIFAT /
KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN
·
Jujur
·
Terpercaya
·
Komunikator
·
Cerdas
·
Mempunyai sebuah teknik
yang bagus dalam mengambil sebuah keputusan bersama.
2.
Saran
Dalam makalah ini
sangat banyak terdapat kekurangan, baik kekurangan dalam bidang literature
maupun dalam penulisannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
[1]
Drs. Soewarno Hardayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan
Manajemen, Jakarta: Darma Karsa Utama, 1990, H. 64
[2]Drs. Bambang Trijoko, M.M. Pelatihan
Manajemen Kepemimpinan dengan Organisasi dalam rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP)
[3]
Jurnal Sekretariat Negara RI Edisi Khusus Agustus 2007
[4]
Drs. Soewarno Hardayaningrat, Op.cit, H. 61
[5]
Bill Moyer, Merencanakan Gerakan, Yogyakarta : PustakaKendi, 2004, h. 16
[6] Log.cit
[8]
Ashabul Yamin, Makalah, Disampaikan dalam Acara Pelatihan
Kepemimpinan Mahasiswa Politani Payakumbuh, 12 Februari 2006
Diberdayakan oleh Blogger.